Selasa, 01 Februari 2011

biografi Frank Lloyd Wright

Frank Lloyd Wright (8 Juni 18679 April 1959) adalah seorang arsitek terkenal dari awal tahun 1900-an. Rumahnya terkenal dengan julukan Robbie House, yang tata ruangnya seperti jaringan jalan yang ruwet dan jendela kaca bernoda geometris. Informasi rumah itu bisa didapatkan dalam buku The Wright 3 karya Blue Balliet. Frank Lloyd Wright memegang jimat khusus dalam bentuk ikan Jepang nefrit.
Ia mengembangkan serangkaian gaya yang amat bersifat perorangan, mempengaruhi rancang bangunan di seluruh dunia, dan hingga saat ini masih merupakan arsitek terkenal dari Amerika Serikat.
Wright juga terkenal sepanjang hidupnya. Kehidupan pribadinya yang berwarna sering menjadi berita utama, utamanya tentang kegagalan 2 pernikahan pertamanya dan pembakaran serta pembunuhan di studio Taliesin miliknya pada tahun 1914.

Frank Lloyd Wright
Frank Lloyd Wright LC-USZ62-36384.jpg
Informasi Pribadi
Nama Frank Lloyd Wright
Warga negara Amerika
Tangal lahir 8 Juni 1867
Tempat lahir Richland Center, Wisconsin
Tanggal kematian 9 April 1959 (umur 91)
Tempat kematian Phoenix, Arizona
Kehidupan Kerja
Bangunan terkenal Robie House
Fallingwater
Johnson Wax Building
Solomon R. Guggenheim Museum
Taliesin
Proyek terkenal Florida Southern College


sumber : wikipedia

biografi Filippo Brunelleschi


Filippo Brunelleschi (1377 – April 15, 1446) Adalah salah satu arsitek dan insinyur terkemuka dari era Italian Renaissance. Semua karya besarnya berada di Florence, Italy.
Ayah Filippo bernama Brunellesco di Lippo, seorang pengacara Italia, dan ibunya adalah Giuliana Spini. Filippo adalah anak kedua dari ketiga bersaudara. Sejak kecil, Filippo sudah dibekali ilmu sastra dan ilmu matematika, sehingga bisa mengikuti jejak ayahnya yang menjadi seorang pegawai sipil. Namun, jiwa Filippo lebih cenderung ke arah artistik dan seni, akan tetapi, dia terdaftar di Arte della Seta, Silkmakers’ Guild, yang termasuk di dalamnya adalah pandai emas, pengrajin logam, dan pengrajin perunggu. Dia akhirnya menjadi ahli pandai emas pada tahun 1398.
Pada tahun 1401, Filippo mengikuti suatu kompetisi untuk merancang sebuah set baru pintu perunggu untuk gedung Baptisterium di Florence. Bersama-sama dengan pandai emas muda lain, Lorenzo Ghiberti, dia merancang sebuah panel perunggu berlapis emas, yang menggambarkan Binding of Isaac atau Binding of Ishmael (pengorbanan Isak oleh Abraham)

Sacrifice of Isaac

Sedikit keterangan yang menceritakan masa transisinya dari seorang pandai emas menjadi seorang arsitek handal, kurang lebih berasal dari penelitiannya terhadap arsitektur gothic ke arah arsitektur Renaissance. Bagi bangsa Itallia, seni termurni adalah seni Romawi Kuno, dan seluruh seni setelahnya adalah sampah, dan memimpikan untuk menjadi seniman hebat seperti seniman Romawi Kuno.
Kemudian Fillippo dan seorang rekannya, Donatello yang merupakan pematung pergi ke Roma dan bersama-sama menghabiskan bertahun-tahun di sana untuk mengukur, membuat sketsa puing-puing bangunannya, sampai di rasa cukup untuk membangun sebuah bangunan baru dengan gaya klasik sempurna. Mereka mendapatkan inspirasi dari penulis-penulis seperti Vitruvius dengan bukunya yang berjudul De architectura.
Komisi pertama Fillippo sebagai seorang arsitek adalah berasal dari tugasnya untuk medesain Ospedale degli Innocenti, sebuah panti asuhan anak-anak. Gedung itu menggambarkan bentuk arsitektur Renaissance awal di Itallia. Fillippo terinspirasi dari arsitektur Roma klasik, Romanesque, dan arsitektur gothic akhir untuk karyanya itu.
Tak lama setelahnya, komisi keduanya datang. Kali ini untuk mendesain kubah dari Basilica of San Lorenzo, Florencedan mendesain Sagrestia Vecchia, atau sakristi lama dari Basilica of San Lorenzo.

Kubah dari Basilica of San Lorenzo memiliki sejarah panjang, gedung itu masih belum memiliki kubah, setelah 1 abad pengerjaan. Dikhawatirkan, karena ukurannya lingkarannya yang besar, dan bahkan lebih besar dari kubah Patheon, kubah itu bisa runtuh. Fillippo merancang kubah di atas lengkungan lancip, untuk kekuatan tambahan, sehingga bentuknya tidak bundar. Dan hingga kini, kubah itu masih berdiri tegak, menggambarkan hebatnya desain dan perhitungan matematis Fillippo.

Selain kontribusinya dalam arsitektur, dia jugalah yang menemukan teori perspektif linear.
Sebelum Brunelleschi menemukan teori perspektif, selama 35 ribu tahun, manusia menggambar secara isometrik, dan dialah yang menemukan bahwa jika satu benda misalnya sebuah kubus terbang menjauhi, maka akan terlihat berbeda jika dilihat dari atas atau bawah namun dengan perbandingan ukuran yang sama. Atau semua garis paralel yang menuju ke dalam gambar menyatu pada satu titik lenyap di cakrawala. Itulah teori perspektif. Salah satu teori gambar yang buat saya itu susah sekali, penuh perhitungan juga soalnya. Namun teori ini cukup rumit untuk dipelajari, walaupun jika memakai teori ini dalam gambar, gambar yang dihasilkan dapat memiliki kedalaman dan bisa menipu mata anda. (alasan sulitnya itulah yang menyebabkan seniman besar tahun 1400an kebanyak pematung, bukan pelukis)
Selain itu, Fillippo juga merancang mesin-mesin untuk pertunjukan teater di gereja, yang bisa menghasilkan banyak spesial efek yang bisa dipakai untuk menceritakan kembali banyak kisah-kisah mukjizat dalam Alkitab. Misalnya saja, alat yang bisa mengangkat aktor untuk terbang, permainan kembang api dan ledakan dan efek kabut.
Karena kontribusinya itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap dirinya, jenasah Fillippo kini terbaring di dalam makam di Katedral Florence, dan dibangun sebuah patung yang menggambarkan dirinya yang sedang melihat ke arah kubah katedral yang ia rancang.

Makam Fillppo

Patung dirinya yang melihat ke arah kubah rancangannya

Berikut adalah daftar bangunan yang ia rancang, atau dia memegang andil di dalam pengerjaannya :
1. Dome of the Cathedral of Florence, (1419-1436)

2. Ospedale degli Innocenti,‎ (1419-ca.1445)

3. Basilica di San Lorenzo di Firenze, (1419-1480s)

4. Palazzo di Parte Guelfa, (1420s-1445)

5. Sagrestia Vecchia, or Old Sacristy of S. Lorenzo, (1421-1440)

6. Santa Maria degli Angeli: unfinished, (begun 1434)

7. The lantern of the Florence Cathedral, (1436-ca.1450)

8. The exedrae of the Florence Cathedral, (1439-1445)

9. Santo Spirito di Firenze, (1441-1481)

10. Pazzi Chapel, (1441-1460s)

Familiar dengan bangunan2 di atas? terutama kubah runcing warna merah itu? Iya, itulah karya Fillippo. Salah 1 arsitek dan salah 1 tokoh dari era Renaissance. Saya mengenalnya juga karena teori perspektif yang memang saya pelajari di sekolah desain. Yep, sudah selesai tulisan saya kali ini.

ARSITEK TERKENAL DIDUNIA


ARSITEK TERKENAL DIDUNIA

  1. FILLIPPO BRUNELLESCHI (ITALIA), Bangunan Gereja “Dome Of Florence” – Italia.
  2. MICHELEANGLO BOUNARROTI (ITALIA), Bangunan Gereja “Dome Of St. Peter”- Vatikan Roma
  3. INIGO JONES (INGGRIS), “The Queen House” – Belanda
  4. FRANCOIS MANSART (RPANCIS), “Chatheu De Berny” – Paris, Perancis
  5. CHRISTOPHER WHER (INGGRIS), Gereja “St.Paul” –London, Inggris
  6. JOHN VANBURGH (INGGRIS), “Istana Blenhien” –Belanda
  7. KALR FRIEDRICH SCHINKEL (JERMAN), “Museum Alts”- Jerman
  8. ANTONIO GANDI (SPAYOL), “La Sagrada Familia” – Barcelona, Spanyol
  9. FRANK LOYD WRIGHT (AMERIKA), “Museum Guggenheim” – New York, USA
  10. WELTER GROPIM (JERMAN), “Banhars” – Dessan, Jerman
  11. Mis.WAN DE ROHE (JERMAN), “Seagram Building”-New York, USA
  12. LE CORBUSIER (SWISS), “Notredome den Haut” – Prancis
  13. OSCAR NIEMIYER (Brazil), “Government Building” – Brasilia
  14. RICAHARD ROGERS (INGGRIS), “Pompidou Center” – Paris, Prancis
  15. RENCO TENGE (JEPANG), “Olimpia Games Sadion” – Tokyo, Jepang
  16. NORMAN FOSTER (INGGRIS), “Hongkong and Shanghai Bank” – Hongkong, Cina
  17. FRIEDRICH SILABAN (INDONESIA), “Mesjid Istiqlal-Si1aban Dom”– Jakarta, Indonesia

    sumber : http://mamet7tea.blogspot.com

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan



Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan.

Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung.

Prioritas pekerjaan disusun ulang, utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang.

Ramah lingkungan = hemat
Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.

Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.

Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Bangunan hijau
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan. Selamat mewujudkannya.(sumber:kompas

MITIGASI BENCANA


MITIGASI BENCANA

DEFINISI

Mitigasi Bencana :
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

UMUM

Di Indonesia, saat ini terdapat fenomena peningkatan kejadian bencana.Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB)Indonesia mencatat bahwa terdapat 1.429 kejadian bencana pada kurun waktu 2003 – 2005, dimana nilai ini jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya (national_action_plan_for_disaster_reduction_2006_2009_2006). Adanya peningkatan kejadian bencana ini menunjukkan bahwa fenomena ini semakin lama akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk itu pemahaman bencana menjadi suatu yang penting dalam penyelenggaraan penataan ruang di Indonesia.

PENGERTIAN BENCANA

Bencana pada dasarnya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). Beberapa ahli mengartikan bencana sebagai berikut :
  1. bencana merupakan kerusakan yang serius dari fungsi masyarakat yang menyebabkan hilangnya nyawa, materi, aset ekonomi, dan lingkungan yang mengurangi kemampuan komunitas atau masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (United Nation, 2007; Arambepola, 2005; Carter, 1992)
  2. suatu kejadian dikatakan sebagai suatu bencana apabila kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan perubahan yang permanen terhadap kehidupan sosial, ekosistem, dan lingkungan masyarakat, serta melumpuhkan ekonomi baik pada skala rumah tangga (ketika ternak, rumah, lahan pertanian, dan sumber-sumber aktivitas rumah tangga lainnya rusak) maupun pada skala nasional (ketika jalan, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas lainnya rusak) (Quarantelli, 1998 dalam Eshghi dan Larson, 2008, Wisner dkk, 2004.

JENIS-JENIS BENCANA

UU No. 24 Tahun 2007tentang Penanggulangan Bencana yang menjadi dasar dalam pegangan dalam pemahaman kebencanaan di Indonesia, mengkategorikan bencana berdasarkan sumbernya dalam tiga kategori, yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial.
KategoriDeskripsiContoh
BencanaAlamadalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor
BencanaNon Alamantara lain kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaanbaris contoh?140x100
BencanaSosialBencana sosial antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi

MENGAPA MITIGASI BENCANAMEMERLUKAN PELAKSANAANPENATAAN RUANG

UU no 24 tahun 2007 Pasal 47 menyebutkan :
(1) Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.
(2) Kegiatan mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pelaksanaan penataan tata ruang;
b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan
c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern;
Dengan penataan ruang, kerugian dan korban akibat kerusakan ruangtinggal manusia akibat bencana bisa dikurangi.
Telah dikaji pedoman penataan ruang untuk daerah rawan bencanasesuai dengan kategori bencananya, diantaranya yaitu
  1. Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencanaletusan gunung berapi dan gempa bumi
  2. Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencanatanah longsor
  3. Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

MITIGASI BENCANA DALAM UU no 26 Tahun 2007

UU terbaru penataan ruang secara eksplisit menyebutkan perlunyamitigasi bencana sebagai bagian dari proses pembangunan. Rincian pasal dan ayatnya adalah sebagai berikut (klik disini)

KETERKAITAN PERUBAHAN IKLIM DENGAN BENCANAEKOLOGIS

Konferensi pada pertengahan september 2009 yang bertema “Climate Forcing of Geological and Geomorphological Hazards.” yang dihadiri oleh banyak ilmuwan terkenal seperti Bill McGuire dari University College London (UCL), Simon Dya dari Universitas Oxford, serta McGuiredan Serge Guillas dari UCL, mengeluarkan pernyataan bahwa bumi kita ini sangat peka terhadap perubahan cuaca dan iklim. Sedikit saja perubahan terjadi pada cuaca atau iklim maka kerak bumi akan bereaksi menghadiahi manusia bencana ekologis seperti letusan vulkanik, gempa bumi dan longsor yang semuanya dahsyat.

Pengaruh Perubahan Permukaan Laut

Simon Dya dari Universitas Oxford, serta McGuire dan Serge Guillas dari UCL, memaparkan bukti bahwa bagaimana perubahan halus pada tingkat permukaan laut mempengaruhi kegempaan di Patahan Pasifik Timur, salah satu batas lempeng benua yang memekar paling cepat. Para ilmuwan memfokuskan perhatian pada lempeng mini Easter –lempeng tektonik yang menghampar di bawah samudera di lepas pantai Pulau Easter– karena lempeng ini relatif terisolir dari sesar-sesar lain.

Fokus ini mempermudah upaya membedakan perubahan-perubahan dalam lempeng tektonik yang terjadi karena sistem iklim, dari yang tercipta akibat tumbukan. Sejak 1973, datangnya gelombang El Nino setiap sekian tahun berkorelasi dengan frekuensi gempa bawah laut berkekuatan magnitudo 4 dan 6.
Ilmuwan yakin, kemunculan El Nino dan terjadinya gempa bawah laut itu berkaitan. El Nino menaikkan permukaan air laut sampai puluhan centimeter. Ilmuwan juga yakin berat air ekstra bisa meningkatkan tekanan aliran fluida dalam pori-pori batuan dasar laut. Tekanan ini cukup menetralisir energi geseran yang menyangga batuan agar tetap di tempatnya, sehingga sesar-sesar menjadi mudah bergeser.

David Pyle dari Universitas Oxford. telah meneliti letusan-letusan vulkanik dalam 300 tahun terakhir dan menyatakan penilaiannya bahwa karakter vulkanisme (aktivitas vulkanik) berbeda-beda, tergantung musim.Dari penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa letusan vulkanik di seluruh dunia 20 persen lebih sering terjadi di musim dingin (belahan bumi utara) ketimbang di musim panas.Itu karena tingkat permukaan air laut global turun perlahan selama musim dingin, dan berhubung daratan lebih banyak di belahan utara, maka air menjadi lebih banyak membeku menjadi es dan salju selama musim dingin (belahan selatan).

Sementara itu, kebanyakan gunung api teraktif di dunia hanya puluhan kilometer dari pantai. Ini menunjukkan, penyusutan bobot samudera di tepi benua yang terjadi secara musiman akibat menurunnya permukaan air laut, bisa memicu letusan vulkanik di seluruh dunia.

Pandangan bahwa beberapa gunung api meletus saat permukaan air laut turun, tak berarti bahwa naiknya permukaan laut akibat perubahan iklim, akan menekan aktivitas vulkanik.Di Alaska, Gunung Pavlof lebih sering meletus pada bulan-bulan di musim dingin, sementara penelitian awal Steve McNutt dari Observatorium Gunung Api menyimpulkan, naiknya permukaan laut 30 cm setiap musim dingin, terjadi karena rendahnya tekanan udara dan kuatnya gelombang badai.Lokasi Gunung Api Pavlof berada menunjukkan, bobot tambahan di samudera terdekat bisa menekan magma ke permukaan.Di wilayah lain, berat esktra samudera saat tingkat permukaan laut naik, bisa melengkungkan kerak bumi dan mengurangi pemampatan sehingga magma menjadi lebih mudah mencapai permukaan di gunung-gunung api terdekat, kataMcGuire.
Semua contoh itu agaknya saling bertentangan, namun intinya setiap perubahan permukaan laut bisa mengubah tekanan di tepi benua yang cukup untuk memicu letusan gunung berapi yang sudah siap meletus.

Pengaruh Curah Hujan

Perubahan kecil dalam curah hujan bisa juga memicu letusan vulkanik. Pada 2001, letusan besar di gunung api Soufriere Hills di Pulau Montserrat di Karibia terjadi karena tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi ini menggoyahkan kubah gunung api hingga cukup untuk memuntahkan magma dalam perut gunung api.Kini, hujan tropis tampaknya sudah umum dianggap bisa memicu letusan gunung api, sedangkan menurut model ilmiah iklim, banyak kawasan, termasuk daerah tropis, bertambah panas akibat perubahan iklim.
Adrian Matthews dari Universitas East Anglia dan para koleganya, meneliti respons menit ke menit gunung berapi Montserrat setelah dikenai lebih dari 200 “rangsangan” selama tiga tahun. Tim peneliti menemukan, respons itu terlihat dari meningkatnya aktivitas vulkanik selama dua hari.Hujan harian meningkatkan kemungkinan keroposnya kubah gunung api dari 1,5 sampai 16 persen sehingga tak perlu menunggu hujan besar.

Pengaruh Perubahan Lapisan Es

Andrew Russell dari Universitas Newcastle menyatakan bahwa mungkin hambatan geologis terbesar selama perubahan iklim adalah dampak mencairnya lapisan es. Di samping risiko bahwa sedimen-sedimen goyah yang muncul karena es mencair bisa menyelinap masuk laut sebagai longsor pemicu tsunami, tanggalnya lapisan es juga bisa memicu letusan gunung api.”Bahkan penciutan (lapisan es) puluhan centimeter saja sudah cukup menciptakan perubahan,”
Contohnya glasier Vatnajokull di Islandia yang berdiri di atas batas lempeng dan sejumlah gunung api yang kemungkinan sirna dua abad nanti. Jika itu sirna, maka beban (samudera) akan membesar yang akan meningkatkan aktivitas vulkanik,”
Di awal zaman es terakhir, aktivitas vulkanik di Islandia utara meningkat hingga 30 kali lebih besar dibandingkan sekarang. Dan jika nanti gunung-gunung api di belahan utara yang tertutup es itu meletus, maka hamburan letusan akan menebari dunia. Ilustrasinya terjadi pada 1783 saat Gunung Berapi Laki di Islandia memuntahkan debu belerang ke seluruh Eropa sehingga benua ini mengalami satu musim dingin maut yang membunuh ribuan orang.
Saat ini memang belum jelas berapa besar perubahan iklim akan mempengaruhi frekuensi dan intensitas gempa bumi serta letusan gunung api mengingat kepekaan Planet Bumi terhadap iklim baru teramati intens belakangan ini. Selain itu, belum cukup data untuk menciptakan model pemrakira cuaca yang mengaitkan kedua sistem. Tapi yang pasti, aksi manusia semakin mudah memprovokasi Planet Bumi.

Adaptasi Konsep Arsitektur Hemat Energi dengan Potensi Iklim dan Sumber Daya Alam Indonesia dalam Upaya Mengurangi Efek Pemanasan Global

Adaptasi Konsep Arsitektur Hemat Energi dengan Potensi Iklim dan Sumber Daya Alam Indonesia dalam Upaya Mengurangi Efek Pemanasan Global

Aspek energi dalam proses perencanaan arsitektur merupakan suatu hal yang fundamental dan menjadi pijakan suatu desain.

Akan tetapi pada prakteknya, para arsitek semakin mengesampingkan tujuan dari desain yang sebenarnya. Desain tidak lagi secara fungsional dapat memenuhi kebutuhan penghuni serta mengatasi permasalahan mikro maupun makro, akan tetapi semakin bergeser pada orientasi ke arah kapitalisme arsitektur. Disini arsitektur dijadikan sebagai alat untuk berbisnis, sehingga arsitektur lebih diciptakan hanya dengan mengutamakan aspek fungsi, estetika, dan keuntungan semata di atas ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, serta mengesampingkan efek realisasi desain arsitektur tersebut terhadap lingkungan alam sebagai unsur makro dimana desain tersebut berpijak.

Padatnya bangunan yang semakin mempersempit ruang terbuka hijau dengan konsep desain yang kurang dan bahkan tidak ramah lingkungan, merupakan salah satu kontributor terbesar penyebab terjadinya pemanasan global di dunia. Peneliti dari Queen’s University Ontario Canada mengamati perubahan es abadi di Kutub Utara selama 15 tahun terakhir, dan tercatat dalam empat tahun terakhir kerusakan paling dahsyat terjadi, yakni suhu di Kutub Utara mencapai 22 derajat Celcius dimana sebelumnya tidak pernah di atas 0 derajat Celcius. Kedalaman es di Kutub Utara pun sudah sangat menipis dan bahkan mengapung di permukaan.

Disini terlihat pentingnya konsep arsitektur hemat energi untuk diterapkan dan dijadikan sebagai pijakan desain bagi setiap arsitek. Dimana penerapan konsep arsitektur hemat energi, khususnya di Indonesia dapat membantu mengurangi efek pemanasan global yang semakin meningkat di dunia. Akan tetapi konsep arsitektur hemat energi belum mendapat perhatian khusus pada pola pendidikan arsitektur di Indonesia, dan bahkan lebih banyak menyerap konsep arsitektur dari Barat yang belum tentu cocok untuk diterapkan di Indonesia. Kita juga perlu mengadaptasi konsep arsitektur hemat energi yang paling sesuai dengan iklim dan sumber daya alam di Indonesia. Desain arsitektur di Indonesia tentunya harus berbasis pada konsep arsitektur hemat energi yang bersahabat dengan iklim Indonesia yang panas dan lembab. Kemudian penggunaan material bangunan yang dapat didaur ulang dan tidak mengeruk kekayaan alam Indonesia secara berlebihan dan terus-menerus, melainkan memanfaatkan potensi material lokal setempat untuk keberlanjutan lingkungan. Di samping itu perlu dilakukan optimalisasi pemanfaatan pencahayaan alami dari sinar matahari dengan membuat bukaan-bukaan pada selubung bangunan, serta optimalisasi penghawaan alami dalam upaya pengurangan penggunaan AC.

http://blog.beswandjarum.com/wasiskalyati/category/arsitektur-hari-ini/